Minggu, 21 Desember 2014

Sentuhan Konservasi Pohon Langka di Hardysland Bali

GoHitzz.com, Bali, - Lahir dan besar di Bali, membawa Ir. Gede Agus Hardyawan begitu lekat dengan budaya dan lingkungan di Pulau Dewata. Salah satunya, pengusaha yang akrab dipanggil Gede Hardy ini resah dengan keberadaan pohon pule dan jepun (kamboja Bali) yang kian langka. Alasan itulah yang membawa Gede Hardy akhirnya melakukan konservasi di Hardysland, lini bisnisnya yang bergerak dalam bidang properti.

Pule dan Jepun Kental dengan Adat-istiadat Bali
Menurut suami dari Ketut Rukmini, SP, kedua pohon itu akrab digunakan oleh masyarakat Bali. “Pohon pule itu dianggap sakral. Biasanya, pule itu menjadi bahan dasar pembuatan topeng suci di Bali. Begitu juga dengan Jepun, yang digunakan dalam acara keagamaan di Bali. Sayang, pohon pule mulai langka dan banyak pohon jepun Bali diekspor ke luar negeri. Bahkan, ada pula jepun di pekuburan pun juga dieskpor,” jelas pria kelahiran 27 Mei 1972 ini.
Ide Konservasi Pohon Langka
Gede Hardy yang masa kecilnya dihabiskan di Desa Penyaringan, Mendoya, Jembrana Bali ini, sudah mengoleksi kedua pohon langka di rumahnya. “Sudah tidak cukup lagi ditanam di rumah, sehingga memang  perlu yang lebih luas lagi. Saya terinspirasi untuk menanam pohon-pohon langka di Hardysland,” jelasnya saat ditemui di Marketing Gallery Hardysland di Denpasar, Bali.
Rencananya, sambung Gede Hardy, di lahan seluas 180 hektar , yakni Nusa Dua, Canggu, dan Gianyar, akan dibangun 10.000 villa dan disertai penanaman 10.120 jepun. “Kalau jalan di perumahan itu rata-rata itu lebarnya 6-7 meter, kami akan bangun dengan lebar 11 meter. Sebab di antara bahu jalan itu akan ditanam pepohonan langka dan tanaman lainnya. Selain itu, di setiap teras rumah juga akan ditanam jepun,” tandasnya.
Tantangan Bangun Properti di Bukit Kapur
Benar saja, begitu tiba di lokasi Hardysland Nusadua Hill di Nusadua, Badung, Bali, memang terdapat pohon pule berukuran besar yang usianya sudah ratusan tahun. Lalu, ada pula di sisi-sisi jalan tanaman lain berupa jepun, jambu, dan lain sebagainya.
Lokasi Hardysland Nusadua ini terbilang strategis sebab tidak jauh dari Bandara internasional  I Gusti Ngurah Rai. Selain itu, konsumen dapat melihat laut lepas dari atas bukit.
Ternyata, mendirikan resorts dan villas di kawasan bukit kapur ini juga memiliki tantangan tersendiri. “Memang bukit kapur ini agak sulit memeroleh air. Tapi, kami menyiasatinya dengan menggunakan deep well yang kedalamannya mencapai 200 meter, sehingga konsumen tak usah kuatir soal pasokan air,” ujar Gede Hardy.

Dilirik Artis Ternama
Melihat potensi luar biasa dari properti Handysland, rupanya mengunggah pasangan istri-suami Nagita Slivina (Gigi) dan Raffi Ahmad untuk berinventasi di properti.
“Saya sering banget ke Bali, Saya ingin cari second home dan berada di daerah yang bagus dan saya suka Handysland, “ ujar Gigi saat ditemui di Mal Bali Galleria.
Raffi Ahmad setuju dengan pendapat istrinya, Gigi. “Saya bangga dengan orang lokal, benar-benar asli orang Bali, tapi bisa mengembangkan properti sehebat ini. Properti ini bisa jadi investasi,” ujar Raffi.
Hardysland memiliki properti di lokasi strategis. Sebut saja, Hardysland Nusadua Hill di Nusa Dua, Badung, Bali; Hardysland Villas di Siyut, Gianyar, Bali; Hardysland Villas di Canggu, Badung, Bali; Hardysland Timbarwana Villas di Civic Center, Negara, Bali; Hardysland Villas di Pendem, Negara, Bali; Hardysland River Side Villas, Kutuh, Tabanan, Bali; dan Hardysland Villas, Loang Baloq, Mataram, NTB.

Sumber:
 Gohitzz.com